BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Bingung memikirkan semakin hari pengeluaran semakin banyak
sedangkan pemasukan tidak lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ingin usaha
sampingan untuk menambah penghasilan tanpa menguras waktu dan tenaga yang banyak?
Usaha
beternak ayam bisa menjadi salah satu alternatifnya. Sistem beternak ayam
lebih sederhana dan mudah tanpa menguras waktu dan tenaga yang banyak baik
dalam pemeliharaan dan pemberian pakan. Peluang usaha ternak ayam ini masih
dapat dijalankan meskipun Anda bekerja. Ingin tahu lebih banyak lagi kiat dan
tips menjalankan bisnis ini, silahkan simak lebih lanjut.
Sebelum mulai beternak ayam, ada beberapa hal yang perlu
diketahui. Secara garis besar syarat pokok dalam mengusahakan ternak ayam agar
usaha ini dapat berjalan adalah sebagai berikut :
1.
Penguasaan ilmu.
·
Breeding, mengenai pemilihan dan penggunaan
bibit unggul
ditingkat final stock serta strain tertentu. Pengetahuan ini dapat dengan mudah diperoleh melalui buku-buku ataupun informasi dari pihak yag sudah berpengalaman.
ditingkat final stock serta strain tertentu. Pengetahuan ini dapat dengan mudah diperoleh melalui buku-buku ataupun informasi dari pihak yag sudah berpengalaman.
·
Feeding, mengenai penyediaan dan pemberian
makanan ayam.
·
Management, mengenai tata laksana perkandangan,
perawatan,
pamasaran dll.
pamasaran dll.
·
Disease management, mengenai kebersihan /
sanitasi, vaksinasi, dll.
2.
Kemauan yang kuat.
· Ketekunan dalam memelihara dan membesarkan ternak.
· Disiplin, menumbuhkan tanggungjawab terhadap hidup matinya
ayam.
· Tidak mudah putus asa, kesabaran dalam menanggulangi
kesulitan ekonomis maupun teknis.
Secara umum dalam budidaya ternak ayam,
produksi ternak dipengaruhi oleh dua faktor :
a.
Faktor genetis.
Ini menyangkut
keturunan yang akan mempengaruhi selanjutnya terhadap tinggi rendahnya
produksi. Sehingga pemilihan bibit merupakan tahapan yang sangat penting dan
membutuhkan perhatian khusus.
Faktor luar.
Adapun faktor luar
yang mempengaruhi antara lain : tata
laksana perkandangan, makanan, lingkungan, dan penyakit.
laksana perkandangan, makanan, lingkungan, dan penyakit.
Apabila faktor genetis dan faktor luar
dapat kita kendalikan dengan baik, niscaya budidaya ternak ayam ini dapat
berjalan dengan maksimal. Dalam budidaya ternak ayam, ada dua (2) jenis ayam
yang biasa diternakkan selain ayam kampong, yaitu : Ayam pedaging (Broiler) dan
Ayam petelur (layer).
1.2
Permasalahan
1.
Ciri-ciri ayam Buras
2.
Pemeliharaan Ayam Buras
3.
Pemilihan Bibit Ayam Buras
4.
Pakan Ayam Buras
5.
Penyakit Pada Ayam Buras dan Pencegahannya
6.
Analisa Usaha Beternak Ayam Buras
1.3
Metode
Penulisan
Adapun metode penulisan makalah ini adalah dari pemanfaatan
pustaka dan praktek langsung.
BAB
II
PEMBAHASAN
BUDI
DAYA AYAM BURAS
2.1
Ciri-Ciri
Ayam Buras
Perkembangan
ayam
buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam
kampung di Indonesia
berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun
masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi
keluarga serta meningkatkan pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras
sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9
kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang
intensif pada ayam buras,
dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah
penyakit dan memudahkan tata laksana.
Ciri-ciri bibit
yang baik :
1. Ayam jantan
* Badan kuat dan panjang.
* Tulang supit rapat.
* Sayap kuat dan bulu-bulunya
teratur rapih.
* Paruh bersih.
* Mata jernih.
* Kaki dan kuku bersih, sisik-sisik
teratur.
* Terdapat taji.
2. Ayam betina (petelur) yang baik
* Kepala halus.
* Matanya terang/jernih.
* Mukanya sedang (tidak terlalu
lebar).
* Paruh pendek dan kuat.
* Jengger dan pial halus.
* Badannya cukup besar dan perutnya
luas.
* Jarak antara tulang dada dan
tulang belakang ± 4 jari.
* Jarak antara tulang pubis ± 3
jari.
2.2
Pemeliharaan
Ayam Buras
Pertumbuhan dan perkembangan ternak ayam,
melalui beberapa tahapan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam tiap fase
pertumbuhan ternak ayam dalam budidaya ternak ayam ini adalah :
I. Fase awal
a.
Brooder (kandang) yang baik
b.
Alat-alat pemanas yang stabil
c.
Konstruksi indukan yang baik
Konstruksi
Brooder yang baik :
·
Lantai mudah dibersihkan.
·
Tinggi tempat makan dan minum 2,5 cm diatas punggung ayam.
·
Ukuran tempat makan, panjang 1,5 cm (ayam umur 1-2 minggu) dan 5 cm (ayam umur
2-8 minggu), lebar 8 cm, dalam 6 cm.
·
Ukuran tempat minum, separoh dari tempat makan.
·
Ukuran brooder :
o 15-20 ekor/m2 (umur 1 hari-8 minggu),
o 10-15 ekor/m2 (umur 8-22 minggu),
o 4-6 ekor/m2 (umur lebih dari 22 minggu).
II. Fase pertumbuhan
a.
Pada fase ini populasi hunian 5-10 ekor/m2 .
b.
Pemberian makanan sebaiknya 2 kali sehari. Kadar protein pada ransum 4-16%.
III. Fase Bertelur
a.
Untuk ayam petelur, pada umur 5,5-6 bulan ayam sudah bertelur.
b.
Makanan, protein disarankan kira-kira 17 %.
c.
Pada wal bertelur supaya diberi feed suplement atau extra vitamin.
d.
Kandang dengan popoulasi 4-5 ekor/m2, tebal lantai 25-30 cm,sarang perteluran
35 x 35 x 40 cm/5 ekor.
e.
Produktifitas telur, perlu pengaturan kadar protein dalam ransum,
pemberantasan cacing dan kutu ayam secra regular, penyediaan air minum
yang bersih dan memadai.
pemberantasan cacing dan kutu ayam secra regular, penyediaan air minum
yang bersih dan memadai.
Ada 3 (tiga) sistem
pemeliharaan :
1.
Ekstensif (pemeliharaan secara tradisional = ayam
dilepas dan mencari pakan sendiri).
2.
Semi intensif (ayam kadang-kadang diberi pakan
tambahan).
3.
Intensif (ayam dikandangkan dan diberi pakan).
Seperti telah disebutkan diatas, salah
satu faktor yang mempengaruhi produksi ternak adalah faktor luar, diantaranya
tata laksana perkandangan. Adapun syarat kandang ayam yang bagus untuk skala
budidaya ternak ayam adalah sebagai berikut :
1.
Mempunyai ventilasi udara.
2.
Terkena sinar matahari.
3.
Lantai terbuat dari tanah, semen, dengan dialasi dengan serbuk gergaji tau
sekam padi.
4.
Mempunyai tempat makanan dan minuman.
5.
Mempunyai tempat bertengger.
6.
Pemenuhan kebutuhan makanan yang cukup bagi ternak ayam. Makanan itu sendiri
mempunyai fungsi :
a. Memenuhi kebutuhan hidup.
b. Membentuk sel dan jaringan hidup.
c. Menggantikan sel yang rusak.
d. Bahan untuk berproduksi.
2.3 Pemilihan Bibit Ayam Buras
Teknik pembibitan bibit
ayam buras yang baik
1. Calon induk betina:
* sehat dan tidak cacat
* lincah dan gesit
* mata bening dan bulat
* rongga perut elastis
* tidak mempunyai sifat kanibal
* bebas dari penyakit
* umur 5 – 12 bulan.
1. Calon induk betina:
* sehat dan tidak cacat
* lincah dan gesit
* mata bening dan bulat
* rongga perut elastis
* tidak mempunyai sifat kanibal
* bebas dari penyakit
* umur 5 – 12 bulan.
2. Calon pejantan:
* sehat dan tidak cacat
* penampilan tegap
* bulu halus dan mengkilap
* tidak mempunyai sifat kanibal
* umur 8 – 24 bulan.
Jumlah induk dan pejantan disesuaikan dengan kondisi dan umurnya antara 8 – 10 : 1
2.4 Pakan
Ayam Buras
Dalam budidaya ternak ayam, pakan ternak merupakan faktor
yang berperan dalam menentukan kualitas produlsi yag dihasilkan baik itu daging
ataupun telur ayam. Hal yang mutlak diperhatikan terutama zat-zat makanan
adalah :
a. Karbohidrat, sebagai sumber energi untuk
mobilitas tubuh ayam dan resistensi terhadap pengaruh lingkungan.
Sumber : jagung dan
beras.
b. Lemak, sebagai sumber energi dan alat
transportasi buat vitamin A,D, E, dan K.
Sumber : Kacang
tanah, dedak halus, kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, tepung daging, dsb.
c. Protein, untuk pertumbuhan tulang, urat,
daging, kulit, bulu, dan
menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak.
menggantikan jaringan-jaringan tubuh yang rusak.
Sumber : tepung
daging, tepung darah, tepung ikan, susu, bekicot, siput, cacing dll (hewani);
kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau, kacangpanjang, bungkil kelapa dll
(nabati).
d. Mineral, untuk
alat berproduksi, seperti : kalsium (pembentukan
tulang dan kulit telur), natrium (darah), HCl (getah lambung), Fe
(butir darah merah), yodium (kelenjar gondok) dll.
tulang dan kulit telur), natrium (darah), HCl (getah lambung), Fe
(butir darah merah), yodium (kelenjar gondok) dll.
Sumber : tepung
tulang, tepung kerang, kapur dsb.
e. Vitamin, mempertahankan kesehatan tubuh
dan kemampuan berproduksi.
Sumber : minyak ikan, susu, hati (vitamin A); jagung, katul, kacangkacangan (vitamin B1); jagung, beras, daunan hijau (vitamin B2);padi-padian, ikan ragi, hijauan (vitamin B6), kotoran lembu/kerbau (vitamin B12), minyak ikan, susu, kacang-kacangan (vitamin D); touge, hijauan, padi-padian (vitamin E), dll.
Sumber : minyak ikan, susu, hati (vitamin A); jagung, katul, kacangkacangan (vitamin B1); jagung, beras, daunan hijau (vitamin B2);padi-padian, ikan ragi, hijauan (vitamin B6), kotoran lembu/kerbau (vitamin B12), minyak ikan, susu, kacang-kacangan (vitamin D); touge, hijauan, padi-padian (vitamin E), dll.
f. Air, fungsi air adalah :
· Membantu proses pencernaan.
· Membawa zat makanan ke seluruh tubuh.
· Mengatur suhu tubuh dan metabolisme.
· Pembuangan sisa makanan.
Lebih dari 60 %
tubuh ayam terdiri dari kandungan air. Ayam selalu minum setiap 15-20 menit.
g. Energy Tambahan
· Antibiotic, fungsi untuk menstimulir
pertumbuhan, mencegah penyakit,dan efisiensi setiap perubahan ransum. Sumber :
penicillin,terramycin, exythromycin, dll.
· Feed Suplement, fungsi untuk mencegah
penularan penyakit,mempercepat pertumbuhan, meningkatkan produksi, dll.
Sumber : PremixB,
Premix A, TM 10, Egg Formula, Rovimix AD3, Mineral, dll.
· Concentrate, campuran bahan makanan yang
dilengkapi dengan : protein, carbohydrat, lemak, dan zat kasar lainnya.
Concentrate complit terdiri dari protein, mineral, dan vitamin
· Hijauan, fungsi untuk menambah nafsu makan
dan tambahan vitamin. Sumber : daun-daunan berwarna hijau yang segar.
Uraian diatas adalah komponen -komponen
utama yang perlu diperhatiakan dalam pemberian pakan ternak ayam. Berikut
sampel pemberian makanan untuk masing-masing jenis ternak ayam :
Pakan ayam pedaging (broiler)
Bahan-bahan :
1.
Konsentrat 20 %.
2.
Dedak 35 %.
3.
Jagung giling 25 %.
4.
Bungkil Kelapa 20 %.
Pakan
ayam petelur (layer)
Bahan-bahan
:
1.
Konsentrat 25 %.
2.
Dedak 35 %.
3.
Jagung giling 40 %.
4.
Mineral 0,1 %.
Setelah
semua faktor (genetis dan faktor luar) dalam budidaya ternak ayam dipenuhi
dengan baik, diharapkan usaha ternak ayam ini dapat berproduksi dengan baik
dengan kualitas yang maksimal.
2.5 Penyakit
Pada Ayam Buras dan Pencegahannya
1)
ND = Necastle Desease = Tetelo
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
Pencegahan: lakukan vaksinasi ND secara teratur pada umur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan diulangi lagi setiap 4 bulan sekali.
2)
Cacingan
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
Pencegahan : hindarkan pemeliharaan tradisional.
3)
CRD (pernafasan)
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
Pengobatan : Chlortetacyclin (dosis 100-200 gr/ton ransum) atau tylosin (dosis 800 -1000 gr/ton ransum).
4)
Berak Darah
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024% untuk 3 – 5 hari.
Pengobatan : Prepara Sulfa atau anyrolium dilarutkan dalam air minum, dosis 0,012 -0,024% untuk 3 – 5 hari.
5)
Pilek
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 -7 hari.
Pengobatan : sulfadimetoxine 0,05% dilarutkan dalam air minum selama 5 -7 hari.
6)
Cacar
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.
Pencegahannya : vaksinasi 1 kali setelah lepas induk.
2.6 Analisa Usaha Beternak
Ayam Buras
1.
Pengeluaran
a. Bibit:
100 ekr x Rp. 12.000,- = Rp. 1.200.000,-
b. Pakan100
ekr x 360 hr x 100 gr x Rp. 491,- / 1000= Rp. 1.767.600,
c. Penyusutan
kandang/th Rp. 500.000: Rp. 50.000/2 th = Rp. 225.000,-
d. Tenaga
kerja: 12 x Rp. 150.000,- /bulan = Rp. 1.800.000,-
e. Vaksin dan Obat: 100 ekr x 4 kali x Rp. 50,= Rp.
20.000,-
Total ——————————————————> Rp. 5.012.600,-
2. Pendapatan
Total ——————————————————> Rp. 5.012.600,-
2. Pendapatan
a) Penjualan
telur/th 95%x100 ek x 25% x 360 hr x Rp. 300,-= Rp 2.565.000,
b) Penjualan
kotoran ayam/th 25 grx95 ekrx360 x Rp. 2.000,-= Rp. 34.200,
c) Penjualan
ayam afkir: 95 ekr x Rp. 13.500,- = Rp. 1.282.500,-
Total ————————————————————> Rp. 3.881.700,-
Total ————————————————————> Rp. 3.881.700,-
3. Penghasilan/tahun: pendapatan – pengeluaran –
Rp. 1.130.900,-
Karena keuntungannya negatif, maka sebaiknya untuk pemeliharaan 100 ekor ayam, tenaga kerja cukup ditangani oleh peternak, sehingga biaya untuk tenaga kerja Rp. 0,-. Dengan kata lain, untuk pemeliharaan 100 ekor ayam :
1. Pengeluaran Rp. 3.212.600,-
2. Pendapatan Rp. 3.881.700,-
3. Keuntungan Rp. 669.100,-
keuntungan/bln Rp. 55.758,-
Karena keuntungannya negatif, maka sebaiknya untuk pemeliharaan 100 ekor ayam, tenaga kerja cukup ditangani oleh peternak, sehingga biaya untuk tenaga kerja Rp. 0,-. Dengan kata lain, untuk pemeliharaan 100 ekor ayam :
1. Pengeluaran Rp. 3.212.600,-
2. Pendapatan Rp. 3.881.700,-
3. Keuntungan Rp. 669.100,-
keuntungan/bln Rp. 55.758,-
Asumsi harga pasaran :
1. Harga bibit siap telur/ekor Rp. 12.000,-
2. Harga telur/butir Rp. 300,-
3. Harga pakan, dengan susunan:
* 30 kg pakan Rp. 300,- /kg
* 50 kg pakan layer (441) Rp. 605,- /kg
* 1 kg mineral Rp. 500,- /kg
4. Harga ayam apkir Rp. 13.500,-
5. Harga kotoran ayam 1 karung (50 kg) Rp. 2.000,-
6. Mortalitas (kematian) 5%
7. Produktivitas telur 25%
8. Biaya kandang ayam perekor Rp . 5.000,-
9. Biaya vaksin & obat perekor Rp. 50,-
2. Harga telur/butir Rp. 300,-
3. Harga pakan, dengan susunan:
* 30 kg pakan Rp. 300,- /kg
* 50 kg pakan layer (441) Rp. 605,- /kg
* 1 kg mineral Rp. 500,- /kg
4. Harga ayam apkir Rp. 13.500,-
5. Harga kotoran ayam 1 karung (50 kg) Rp. 2.000,-
6. Mortalitas (kematian) 5%
7. Produktivitas telur 25%
8. Biaya kandang ayam perekor Rp . 5.000,-
9. Biaya vaksin & obat perekor Rp. 50,-
2.7 Penetasan Alami Ayam Buras
Sangkar tetas
dengan hasil daya tetas tinggi.
BAHAN :
Bambu, kawat, paku, rumput kering.
BAHAN :
Bambu, kawat, paku, rumput kering.
ALAT :
Gergaji, pisau serut, palu, tang, dll.
PEDOMAN TEKNIS :
v Sangkar penetasan dibuat dari bambu berbentuk
kerucut dengan suhu penetasan dalam sangkar pengeraman cukup baik.
v Cara pembuatan :
1. Potong bambu berdiameter 25 – 50 cm sepanjang 125 cm, 1/3 bagian harus berada di atas ruas sedangkan yang 2/3 bagiannya sebagai tiang
penyangga.
2. satu pertiga dari bambu bagian atas dibelah-belah kecil ( 1-1,5 cm), dihaluskan, kemudian dianyam dengan belahan bambu tipis, dimulai dari
bagian ujung bawah belahan bambu, sehingga berbentuk kerucut.
3. Bagian ujung paling atas diikat dengan kawat tali, agar ayaman tidak lepas.
4. Sangkar diletakkan di tempat yang aman dan jauh dari keramaian dan terhindar dari gangguan hewan liar.
5. Bagian bawah sangkar dialasi dengan rumput kering, yang merupakan alas/tempat diletakkannya telur dan sekaligus sebagai tempat penetasan.
1. Potong bambu berdiameter 25 – 50 cm sepanjang 125 cm, 1/3 bagian harus berada di atas ruas sedangkan yang 2/3 bagiannya sebagai tiang
penyangga.
2. satu pertiga dari bambu bagian atas dibelah-belah kecil ( 1-1,5 cm), dihaluskan, kemudian dianyam dengan belahan bambu tipis, dimulai dari
bagian ujung bawah belahan bambu, sehingga berbentuk kerucut.
3. Bagian ujung paling atas diikat dengan kawat tali, agar ayaman tidak lepas.
4. Sangkar diletakkan di tempat yang aman dan jauh dari keramaian dan terhindar dari gangguan hewan liar.
5. Bagian bawah sangkar dialasi dengan rumput kering, yang merupakan alas/tempat diletakkannya telur dan sekaligus sebagai tempat penetasan.
v Sangkar
penetasan kerucut ini menghasilkan daya tetas telur 77,37 %, kematian embriyo
16,64 %, suhu maksimum 102,3°C dan suhu minimum 83,5°C.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Perkembangan
ayam
buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam
kampung di Indonesia
berkembang pesat dan telah banyak dipelihara oleh peternak-peternak maupun
masyarakat umum sebagai usaha untuk pemanfaatan pekarangan, pemenuhan gizi
keluarga serta meningkatkan pendapatan.
Dikarenakan dengan pemeliharaan sistem tradisional, produksi telur ayam buras
sangat rendah, ± 60 butir/tahun/ekor. Berat badan pejantan tak lebih dari 1,9
kg dan betina ± 1,2 ~ 1,5 kg, maka perlu diintensifkan. Pemeliharaan yang
intensif pada ayam buras,
dapat meningkatkan produksi telur dan daging, dapat mencegah wabah
penyakit dan memudahkan tata laksana.
Saran
Harapan kami, setelah membaca makalah ini, kami harap hendaknya
diperhatikan dan disimak sehingga jika ada kekurangan, dapat kiranya mencari
tambahan dengan membaca dan belajar dari berbagai sumber, baik dari internet
maupun buku-buku lainnya.
Bagikan
Bingung memikirkan semakin hari pengeluaran semakin banyak sedangkan pemasukan tidak lagi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ingin usaha sampingan untuk menambah penghasilan tanpa menguras waktu dan tenaga yang banyak? Usaha beternak ayam bisa menjadi salah satu alternatifnya
4/
5
Oleh
Unknown
Silahkan Berkomentar Dengan Baik. Terima Kasih Atas Kunjungannya.